Citizen journalism training in participatory monitoring and early warning system in forest and land fires
Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Indonesia menjadi bencana yang rutin terjadi setiap tahunnya. Sampai pada September 2019, tercatat lebih dari 857.000 ha kawasan hutan dan lahan terbakar, menjadikan karhutla tahun ini sebagai yang terbesar dalam 3 tahun terakhir. Prov. Jambi berada di posisi ke-5 untuk wilayah dengan karhutla terparah. Menurut data KLHK, 109 ha hutan dan lahan terbakar pada tahun 2017 dan 1.577 ha pada tahun 2018. Tahun ini, karhutla di Prov. Jambi mengalami kenaikan signifikan yakni sekitar 39.638 ha terbakar dari Januari-September 2019.
Konflik lahan dan kawasan hutan memperburuk kerentanan masyarakat, terutama yang berkaitan dengan bencana alam dan kebakaran. Penilaian risiko sosial dan lingkungan aktor swasta belum memadai, membiarkan terbukanya risiko finansial, sosial dan lingkungan yang serius. Jika kebakaran terjadi, masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan hutan yang pertama kali mendeteksi dan paling terdampak. Pelibatan masyarakat dalam upaya pencegahan dan pemantauan karhutla sangatlah penting. Namun, belum semua masyarakat dapat terlibat secara aktif dalam memantau dan melaporkan kejadian terkait dengan karhutla.
Salah satu cara efektif menyebarkan informasi adalah melalui media massa, terutama media arus utama (mainstream). Masyarakat dapat memanfaatkan model jurnalisme rakyat (citizen journalism) untuk menyampaikan informasi mengenai karhutla ke media massa. Salah satu media, Tempo, membuka akses bagi masyarakat melalui saluran TempoWitness untuk dapat menyuarakan dan menyebarkan fakta-fakta terkait dengan karhutla, upaya pelestarian hutan, dan persoalan yang masyarakat hadapi ke publik umum maupun pengambil kebijakan di tingkat lokal dan nasional.
Untuk mengenalkan TempoWitness dan pemantauan partisipatif, akan diadakan pelatihan selama 3 hari yang akan diikuti oleh perwakilan masyarakat dan pemerintah. Pelatihan ini bertujuan meningkatkan pemahaman mengenai media, seperti bagaimana media bekerja, cara berpikir para jurnalis dan editornya, dan bagaimana menggunakan aplikasi TempoWitness dalam menyebarkan informasi mengenai upaya pencegahan dan pemantauan karhutla. Pelatihan ini diselenggarakan oleh The Center for People and Forests (RECOFTC) berkerja sama dengan media Tempo, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kab. Tanjung Jabung Barat. RECOFTC adalah lembaga nirlaba yang memiliki spesialisasi dalam pengembangan kapasitas untuk kehutanan masyarakat dan pengelolaan hutan berkelanjutan. Pelatihan ini merupakan bagian dari kegiatan program RECOFTC Indonesia yang didukung oleh World Resources Institute (WRI).
Tujuan dari pelatihan ini adalah:
- Meningkatkan pemahaman tentang pemantauan partisipatif dalam upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
- Mengenalkan platform Global Forest Watch dan Forest Watcher App serta praktik penggunaannya.
- Meningkatkan pemahaman mengenai media massa arus utama,
- Menjelaskan konsep dan bermacam model jurnalisme rakyat yang ada di berbagai media arus utama di Indonesia dan UU Keterbukaan Informasi Publik.