Peluncuran Rencana Strategis 2023—2028

Perhutanan sosial merupakan konsep spesifik yang digunakan RECOFTC untuk berkontribusi dalam mencapai tujuan keberlanjutan dan perubahan iklim. Sejak pembentukannya, RECOFTC telah memperluas operasi dan kemitraannya dengan melibatkan masyarakat sipil, sektor swasta dan pihak-pihak lain yang mungkin sejalan dengan visi dan misi RECOFTC.

Melalui berbagai program RECOFTC yang dirancang untuk memaksimalkan kontribusi lanskap hutan terhadap mata pencaharian lokal, aksi iklim, dan konservasi keanekaragaman hayati, kami berupaya menjadikan lanskap hutan berkelanjutan dan berketahanan, serta mampu memberikan manfaat tersebut, dengan memberdayakan komunitas lokal untuk mengelola dan mengambil manfaat dari lanskap tersebut.

Untuk memenuhi kebutuhan dan tantangan tersebut, RECOFTC telah mengembangkan strategi baru yang inovatif untuk membantu masyarakat lokal menemukan solusi bersama dengan pemerintah, sektor swasta, mitra pembangunan, lembaga lokal, akademisi, dan berbagai pemangku kepentingan lainnya.

Di Indonesia, perhutanan sosial memegang peranan penting dalam mencapai pengelolaan hutan lestari. Hal ini berkontribusi terhadap berbagai tujuan pembangunan nasional dalam memberikan manfaat sosial-ekonomi, seperti pengurangan kemiskinan, dan peningkatan mata pencaharian lokal, serta manfaat lingkungan, seperti pengurangan deforestasi. Program Nawacita Presiden Joko Widodo menargetkan alokasi lahan untuk hutan kemasyarakatan seluas 12,7 juta hektar pada tahun 2030. Hingga saat ini, lebih dari 6 juta hektar lahan telah dialokasikan untuk dikelola oleh masyarakat lokal melalui skema hutan kemasyarakatan.

Bermitra dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui Nota Kesepahaman dengan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Manusia Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BP2SDM), RECOFTC Indonesia akan mengadakan acara peluncuran rencana strategis baru tersebut.