RECOFTC Indonesia
RAFT 3 - Indonesia

Menghubungkan Unit Usaha Kehutanan Masyarakat dengan Sumber Pembiayaan

The Center for People and Forests (RECOFTC) Program Indonesia bekerjasama dengan Sulawesi Community Foundation (SCF), menyelenggarakan Lokakarya Skema Pembiayaan Usaha Perhutanan Sosial untuk membantu membantu membuka peluang pengembangan usaha Perhutanan Sosial di Sulawesi Selatan melalui skema pembiayaan BLU Pusat P2H.
@RECOFTC

Makassar, 25 Oktober 2018.  The Center for People and Forests (RECOFTC) Program Indonesia bekerjasama dengan Sulawesi Community Foundation (SCF), menyelenggarakan Lokakarya Skema Pembiayaan Usaha Perhutanan Sosial di Makassar, selama 2 hari pada tanggal 24-25 Oktober 2018 di Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan. Kegiatan ini dilaksanakan dengan dukungan dari program kemitraan Responsible Asia Forestry & Trade (RAFT). Sejumlah 37 peserta dari berbagai perwakilan pemangku kepentingan menghadiri lokakarya ini, yaitu kelompok UMKM, Koperasi, HTR, LPHD, HKm, KPH, Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Selatan, Dinas Koperasi, dan LSM. 

Lokakarya dibuka oleh perwakilan kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Selatan yang menyampaikan bahwa pemberdayaan masyarakat sekitar hutan menjadi prioritas pembangunan pemerintah provinsi, dan pengembangan usaha bisnis masyarakat masih perlu dikuatkan. Reny Juita, mewakili Direktur RECOFTC Indonesia menyampaikan tujuan dan output dari lokakarya yang diselenggarakan dan harapannya agar program pemerintah pusat melalui BLU yang memberikan akses terbuka untuk kelompok pelaku usaha dapat membuka peluang peningkatan potensi sumber daya alam yang melimpah yang telah dikelola oleh masyarakat. 

Lokakarya ini menghadirkan sejumlah narasumber yaitu Bapak Muchksin,S.Hut, M.Si (Kepala Balai Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (BPSKL) Wilayah Sulawesi), Bapak Arham,SP,M.Sc (Direktur SCF), dan Ibu Dinni Melati (Kasubdit Pembiayaan dan Pinjaman Dana Bergulir BLU Pusat P2H), serta Gabriella Lissa (RECOFTC Indonesia). Dalam lokakarya ini juga menghadirkan perwakilan Koperasi Akar Tani M. Irzad Syafar yang menceritakan kisah sukses koperasi yang dipimpinnya dalam mengakses dana bergulir dari BLU Pusat P2H.  

Selain paparan narasumber, dilakukan juga diskusi kelompok terpumpun (Focus Group Discussion – FGD) untuk menampung pendapat, ide, serta memetakan tantangan, kendala, dan peluang dalam pelaksanaan usaha kehutanan menurut para peserta lokakarya. Pada akhir lokakarya, dihasilkan 9 kelompok yang akan siap difasilitasi untuk penyusunan proposal oleh Fasilitator BLU Pusat P2H, yaitu: UMHR Luwu Timur, LPHD Kahu Kabupaten Bone, BUMDes Labbo Kabupaten Bantaeng, Hutan Desa Sepakat Kabupaten Luwu Utara, HTR Samuddae, PT. Berdaya Hijau, jalur perorangan 2 orang dari KTH Kahayya, Jeneponto (HKm) dan Universitas Hassanuddin.

Presentation Ibu Dini from BLU
Ibu Dini dari BLU - P2H mempresentasikan tentang mekanisme dana bergulir. 

Kegiatan perhutanan sosial di wilayah Sulawesi Selatan memiliki potensi bisnis yang dapat dikembangkan yaitu pengembangan ekowisata, silvopastura, sutra alam, dan hasil hutan bukan kayu. Namun demikian, seperti yang disampaikan Bapak Muchsin, bahwa BPSKL kekurangan sumber daya manusia yang juga terkait dengan cakupan wilayah kerjanya di seluruh Sulawesi sehingga pengembangkan usaha bisnis kelompok berjalan stagnan.  Skema yang ada di BLU Pusat P2H dapat bersinergi dengan program Perhutanan Sosial, serta program dari Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan untuk mengembangkan unit usaha masyarakat di bidang kehutanan. Hal ini pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan tujuan utama dari program Perhutanan Sosial. 

peserta lokakarya
Foto bersama peserta lokakarya